Berita  

Tio, Pengrajin Perahu Pangandaran yang Menembus Pasar Belanda dan Australia

Proses pembuatan perahu hasil karya nelayan Pangandaran. ist

BERITA PANGANDARAN – Tio (46), seorang nelayan dari Dusun Karangsari, Desa Pananjung, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, telah menggeluti dunia pembuatan perahu selama puluhan tahun. Hasil karyanya bahkan telah berhasil menembus pasar internasional, termasuk Belanda dan Australia.

Selain melaut sebagai nelayan lepas, Tio juga aktif memproduksi perahu nelayan berbahan fiber. Perahu buatannya memiliki panjang sekitar 17 meter dengan lebar 2-3 meter, memungkinkan penggunaannya untuk melaut lebih dari satu mil dari garis pantai.

Dalam proses pembuatannya, setiap perahu membutuhkan waktu antara dua minggu hingga satu bulan, tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan. Ia tidak bekerja sendiri, melainkan dibantu oleh empat orang pekerja lainnya.

Awal Perjalanan Menjadi Pengrajin Perahu

Tio mulai belajar membuat perahu sejak tahun 1992. Awalnya, ia bekerja sebagai buruh di tempat pembuatan perahu milik orang lain. Di mana, tugasnya hanya sebatas menyemir, memotong kayu dan mengecat perahu. Namun, pengalaman itu membangkitkan minatnya untuk merintis usaha sendiri.

Baca juga:  Dzikir dan Doa Bersama Forkopimda Pangandaran Sambut Pergantian Tahun 2024-2025

Pada awal tahun 1993, ia memberanikan diri membuka usaha pembuatan perahu di sebuah saung kecil miliknya. Seiring waktu, usahanya berkembang, dan kini ia memiliki tempat produksi yang lebih luas.

Sebelum menetap di Karangsari, Tio sempat menjalankan usahanya di Intisari Parapat Pantai Pangandaran. Namun, ia kemudian memindahkan lokasi usahanya lebih dekat ke rumahnya untuk kemudahan operasional.

“Dulu saya hanya membuat perahu kecil dengan lebar satu meter dan panjang sekitar 2-3 meter untuk nelayan tradisional di kampung,” kenangnya.

Saat itu, harga satu perahu nelayan sederhana dengan panjang tiga meter hanya sekitar Rp1,8 juta. “Dulu nelayan tidak terlalu jauh melaut, jadi perahunya kecil saja sudah cukup,” tambahnya.

Baca juga:  419 Calon Haji Pangandaran Dilepas Bupati Citra Pitriyami, Siap Berangkat ke Tanah Suci

Perkembangan Usaha dan Produksi Perahu

Seiring meningkatnya permintaan, Tio mulai memproduksi perahu dengan ukuran yang lebih besar.

Saat ini, perahu terkecil yang ia buat memiliki lebar 1,2 meter dengan panjang 8-11 meter, dengan harga berkisar antara Rp20 juta hingga Rp30 juta, tergantung pada ukuran dan spesifikasi.

“Pembuatan perahu sepanjang 11 meter dan lebar 1,3 meter biasanya memakan waktu sekitar satu hingga dua minggu, dengan lima orang pekerja,” jelasnya.

Meskipun tampak sederhana, proses pembuatan perahu membutuhkan ketelitian tinggi. Bahan utama yang digunakan adalah fiber dan kayu, yang terdiri dari beberapa komponen seperti resin, katalis, talek, serta pigmen warna.

Agar perahu stabil di atas air, bagian bawahnya dirancang melengkung untuk menciptakan ruang hampa udara. “Desain ini membuat perahu tetap seimbang meskipun membawa beban berat,” ucapnya.

Baca juga:  Warga Pangandaran Harus Tahu, Ini 21 Jenis Pelayanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

Pasar dan Keuntungan

Dalam satu transaksi penjualan perahu berukuran besar (panjang 17 meter), Tio bisa mendapatkan harga sekitar Rp30 juta. Namun, sebagian besar dari jumlah tersebut digunakan untuk biaya produksi, dengan margin keuntungan sekitar 20%.

Sepanjang tahun 2024, Tio telah berhasil memproduksi lebih dari 30 perahu yang dijual ke berbagai wilayah di pesisir utara hingga selatan Pulau Jawa. Tak hanya itu, ia juga pernah mengirimkan perahunya hingga ke Australia dan Belanda.

“Alhamdulillah, sekarang usaha ini semakin berkembang. Semoga ke depan bisa lebih besar lagi,” harapnya.