Berita  

Jurnalis Anggota IJTI Pangandaran Diduga Diintimidasi Oknum TNI Saat Meliput di Desa Campaka Cigugur

Gambar ilustrasi jurnalis diintimidasi saat melakukan peliputan.

BERITA PANGANDARAN – Seorang jurnalis dari Radar Tasikmalaya diduga mengalami intimidasi oleh seorang oknum TNI saat menjalankan tugas peliputan di Kantor Desa Campaka, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Rabu 16 April 2025.

Insiden tersebut menimpa Deni Nurdiansah yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Galuh Raya Pangandaran. Saat itu, Deni tengah mewawancarai Kepala Desa (Kades) Campaka di ruang kantor desa.

Namun, di ruangan yang sama, sudah hadir seorang pria yang kemudian diketahui sebagai Danramil Cigugur Kapten Inf Abdul Syukur.

Menurut Deni, pria berpakaian sipil yang belakangan diketahui merupakan Danramil tersebut melontarkan ucapan bernada tinggi dan dinilai sebagai bentuk intimidasi. Hal ini terjadi ketika Deni mulai merekam wawancara dengan Kades.

Baca juga:  Arena Pacuan Kuda Legokjawa Pangandaran Mulai Diperbaiki, Warga Sambut Positif

“Baru saja saya mulai merekam, dia langsung meminta agar dimatikan. Nada bicaranya tinggi dan bahkan mengancam akan membanting ponsel saya,” ungkap Deni.

Dalam rekaman yang tersimpan oleh Deni, terdengar suara pria yang mengaku sebagai Danramil Cigugur berkata:

Matiin, enggak usah direkam, matiin-matiin. Anda merekam? Saya Danramil di sini, Cigugur. Matiin-matiin, ini perintah saya. Kamu kok belum kenal saya? Kamu sudah kenal saya belum?

Ucapan bernada mengancam berlanjut:

Ya udah matiin. Saya Danramil Cigugur di sini, biar kamu kenal. Matiin-matiin. Ya matiin saja, enggak usah begitu caranya. Saya juga insan media. Kalau Pak Kuwu bilang enggak ada, ya udah, kamu buktinya mana? Matiin dulu, nanti saya banting.”

Baca juga:  Apresiasi RSUD Pandega Pangandaran untuk Kepemimpinan Jeje-Ujang Endin

Deni menyayangkan sikap tersebut yang dianggap menghalangi kerja jurnalistik serta bertentangan dengan prinsip kebebasan pers.

Setelah kejadian itu, Deni melaporkan tindakan oknum tersebut kepada Kodim/0625 Pangandaran.

Sampaikan Permintaan Maaf

Beberapa saat kemudian, Danramil yang bersangkutan datang ke Markas Kodim di Cintakarya dan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.

Kapten Inf Abdul Syukur akhirnya memberikan klarifikasi dan permohonan maaf secara terbuka atas insiden tersebut.

“Saya menyadari bahwa tindakan saya tidak tepat dan merupakan bentuk emosi sesaat. Saya meminta maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Semoga menjadi pelajaran berharga agar saya lebih bijak dalam bersikap ke depannya,” ujarnya.