PANGANDARAN – RSUD Pandega Pangandaran menyelenggarakan acara NGOBATAN (Ngobrol Bareng Seputar Kesehatan) dengan tema “Kita Kalahkan Kusta”.
Acara ini merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit kusta.
Dr. Gilang Dwipangestu, Sp.D.V.E Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Pandega Pangandaran, turut serta dalam acara ini untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini.
Kusta, juga dikenal sebagai Morbus Hansen atau Leprae, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae.
Penyakit ini dapat menyerang kulit, saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.
Penting untuk dicatat bahwa kusta bukanlah penyakit kutukan, bukan penyakit keturunan dan juga bukan disebabkan oleh makanan atau diguna-guna.
Masalah Kusta di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus kusta tertinggi di dunia.
Menurut data dari WHO pada tahun 2013, Indonesia berada di antara tiga negara dengan kasus kusta tertinggi.
Pada tahun 2022, tercatat lebih dari 15 ribu kasus kusta terdaftar, dengan tambahan lebih dari 12 ribu kasus baru.
Penularan dan gejala kusta dapat terjadi pada semua usia. Penularannya biasanya terjadi melalui kontak yang erat dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama dengan penderita kusta yang tidak diobati.
Gejala kusta bisa muncul dalam rentang waktu 2 hingga 10 tahun setelah terinfeksi.
Bakteri ini dapat menular melalui percikan cairan saluran pernapasan, seperti ludah atau dahak, yang keluar saat penderita batuk atau bersin.
Mengakhiri Stigma dan Mengatasi Kusta Bersama Salah satu langkah penting dalam mengatasi kusta adalah dengan mengakhiri stigma yang masih melekat pada penyakit ini.
Melalui acara seperti NGOBATAN, RSUD Pandega Pangandaran berupaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemahaman yang benar mengenai kusta.
Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit ini, diharapkan dapat mengurangi jumlah kasus kusta di Indonesia.
Tanda dan gejala kusta diantaranya:
1. Adanya bercak putih atau merah pada kulit yang mati rasa/ baal.
2. Adanya penebalan saraf tepi.
3. Ditemukan bakteri penyebab kusta pada kulit dari hasil lab yang dilakukan.
Kusta dapat menimbulkan komplikasi lain berupa :
1.Terjadinya kecacatan pada anggota tubuh (sebagian ruas jari hilang, tulang hidung terkikis habis).
2. Otot mata tidak bekerja dengan baik sehingga terjadi iritasi hingga kebutaan.
Kusta ini dapat diobati dan juga masuk dalam program nasional dimana pengobatannya gratis bagi penderita kusta.
Obat yang akan diberikan disesuaikan dengan resep dokter baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama seperti Puskesmas/Klinik atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut seperti Rumah Sakit.
Jika dirasa memiliki gejala yang mengarah pada kusta, segera konsultasikan ke Fasilitas Kesehatan terdekat agar bisa segera mendapatkan pengobatan yang tepat.
Klinik Kulit dan Kelamin RSUD Pandega Pangandaran buka dari hari Senin sampai dengan Jumat.