Bandung – Tim riset Endure dari Universitat Politécnica de Valéncia, Spanyol, mengembangkan metode rancang baru untuk menjaga dari keruntuhan total pada bangunan. Salah orang anggota grup yang mana adalah alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), Andri Setiawan, mengemukakan riset itu bertujuan menghentikan perambatan keruntuhan pada suatu konstruksi.
“Prinsip utama yang diterapkan pada metode baru ini adalah dengan menggabungkan sistem ikatan serta segmentasi,” kata Andri yang digunakan sedang berkarir bermetamorfosis menjadi peneliti post-doktoral pasukan Endure, Ahad, 2 Juni 2024.
Maksud Andri, sistem ikatan berguna untuk mendistribusikan beban struktur pada keadaan kegagalan atau kehancuran skala kecil hingga menengah. Adapun sistem segmentasi akan meratakan kerusakan, sehingga tekanan tidak ada merembet ke bagian lain gedung.
Sebagian hasil riset yang digunakan dimulai pada 2022 itu diterbitkan di jurnal Nature pada 15 Mei 2024. Penelitian berjudul Arresting Failure Propagation in Buildings Through Collapse Isolation itu akan berjalan hingga 2026, dan juga didanai sebesar 2,5 jt Euro oleh Uni Eropa. Dipimpin ProfesorJose Adam, tim Endure beranggotakan Manuel Buitrago, Nirvan Makoond, Andri Setiawan, dan juga Giacomo Caredda, Diego Cetina, Lorenzo Marin, lalu Maria Luz Gerbaudo.
Menurut Andri, riset ini terinspirasi dari beberapa jumlah kejadian yang dimaksud meruntuhkan bangunan. Dalam makalah yang dimaksud dikirim ke jurnal lain, tim menghimpun sekitar 40 tindakan hukum keruntuhan bangunan di dalam beragam negara pada Asia, Afrika, Eropa, dan juga Amerika.
Ada factor eksternal dan juga internal yang memulai keruntuhan gedung. Pengaruh luar itu seperti gempa bumi, tsunami, kebakaran, ledakan gas, atau serangan teroris. Ada juga faktor tabrakan kendaraa, misalnya kapal kontainer yang digunakan menabrak tiang Jembatan Francis Scott Key pada Baltimore, Amerika Serikat. Jembatan itu runtuh pada 26 Maret lalu.
Faktor internal berhubungan dengan pengendalian mutu saat konstruksi, salah desain, tulangan yang dimaksud tidaklah sesuai aturan bangunan, atau usia bangunan yang dimaksud bertambah tua. Contoh kasusnya adalah keruntuhan struktur kondominium Champlain Towers South pada Miami, Amerika Serikat. Kejadian yang memunculkan korban pada 2021 itu masih diinvestigasi sampai ketika ini.
“Masih ada misteri yang belum terpecahkan (mengenai) bagaimana menghentikan keruntuhan gedung,” ujar Andri.
Dia mengimbuhkan bahwa segelintir peneliti sempat menimbulkan konsep kajian serupa. Namun, Endure dari Spanyol berubah menjadi tim peneliti pertama yang mana menerapkan konsep pencegah gedung runtuh secara merinci, lengkap dengan perhitungan lalu validasi pada binaan skala penuh.
Teori yang tersebut sebelumnya berkembang, kata Andri, disebut sebagai hierarchy-based collapse isolation atau isolasi keruntuhan melalui sistem hirarki. Sistem hirarki pada bangunan mencakup komponen seperti lantai, juga kolom vertikal atau pilar, dan juga elemen horisontal seperti balok.
“Komponen vertikal itu paling kritis yang tersebut menyebabkan struktur mampu roboh atau tidak,” tuturnya.
Tim Endure berjuang menjamin kolom harus dilindungi secara lebih lanjut kuat. Dengan merancang sistem balok lalu lantai yang digunakan menjalarkan keruntuhan, kekuatan kemudian kapasitasnya tambahan lemah daripada kolom atau pilar. “Yang akan patah itu baloknya,” kata Andri.
Pilihan Editor: iPhone 5s serta iPod Touch 6 Masuk Kategori Usang, Apple Stop Layanan Perbaikan
Selanjutnya, Pengujian pada Konstruksi Pracetak
- 1
- 2
- Selanjutnya
Artikel ini disadur dari Alumni ITB Ikut Rancang Sistem Pencegah Gedung Ambruk, Belajar dari Kasus Gempa dan Tsunami