Berita  

Dewan Kebudayaan Daerah Pangandaran Resmi Dikukuhkan, KDM Dorong Wisata Berbasis Budaya

Pengukuhan Dewan Kebudayaan Daerah Pangandaran dihadiri Kang Dedi Mulyadi. ist

BERITA PANGANDARAN – Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kabupaten Pangandaran resmi dikukuhkan dalam sebuah acara di Alun-alun Paamprokan pada Jumat 31 Januari 2025 malam. Pengukuhan dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Barat terpilih, Kang Dedi Mulyadi (KDM).

Sebagai pembuka, berbagai kesenian tradisional khas Pangandaran ditampilkan, salah satunya Benjang Batok, kesenian buhun dari Cijulang yang menjadi daya tarik utama dalam acara ini.

DKD Pangandaran dipimpin oleh Anton Rahanto, dengan anggota yang berasal dari 10 kecamatan di Kabupaten Pangandaran.

Para anggota ini terdiri dari para pelaku seni dan budaya yang memiliki komitmen dalam pelestarian budaya daerah.

Pelestarian dan Regenerasi Budaya

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, pembentukan DKD bertujuan untuk menjaga serta meningkatkan nilai-nilai budaya yang telah ada.

Baca juga:  RSUD Pandega Pangandaran Gelar Edukasi Kesehatan Cegah Penyakit Pada Anak

“Tujuan utama DKD adalah melestarikan dan meningkatkan nilai budaya yang sudah ada,” kata Jeje.

Jeje menambahkan, DKD tidak hanya berfokus pada pelestarian dan penguatan budaya, tetapi juga mendorong regenerasi pelaku seni agar budaya tetap lestari hingga generasi mendatang.

“Harapannya, kesinambungan budaya ini terus berlanjut sampai anak cucu,” tambahnya.

Pangandaran Sebagai Destinasi Wisata Berbasis Budaya

Gubernur Jabar terpilih, Dedi Mulyadi menyampaikan, Pangandaran bukan sekadar destinasi wisata dengan keindahan alam dan banyaknya kunjungan wisatawan.

Dirinya menegaskan bahwa nilai-nilai budaya harus tetap dijaga, sejalan dengan pelestarian lingkungan.

“Bukan hanya soal jumlah wisatawan, tetapi bagaimana kita bisa menjaga alam agar tetap memberikan rezeki bagi kita,” kata Dedi.

Baca juga:  Langkah Tegas Jelang Nataru, Ribuan Botol Miras Digilas di Pangandaran

Dedi pun menawarkan konsep agar Pangandaran dikembangkan sebagai destinasi wisata berbasis budaya, dengan empat elemen utama yang harus diperkuat. Di antaranya;

Arsitektur Khas – Bangunan seperti hotel dan rumah makan harus memiliki identitas khas yang membedakannya dari daerah lain.

Wewangian Khas – Hotel dan tempat wisata sebaiknya memiliki aroma khas yang bisa memberikan kesan mendalam bagi wisatawan.

Suara Khas – Musik tradisional, seperti gamelan, dapat dihadirkan di hotel dan tempat wisata untuk menciptakan atmosfer budaya yang kuat.

Souvenir Ikonik – Pangandaran perlu memiliki cendera mata khas yang bisa menjadi identitas daerah, misalnya ikon Nyi Roro Kidul.

Dedi mencontohkan keberhasilan Bali dalam membangun citra wisata berbasis budaya. Di mana, pengunjung sudah dapat merasakan suasana khas sejak tiba di bandara.

Baca juga:  Pejabat Pangandaran Diminta Kenakan Pangsi Hitam Saat Acara Budaya

Ia juga membandingkannya dengan pengalaman spiritual di Mekkah yang diperkuat dengan aroma terapi khas.

“Saya harap Pangandaran bisa belajar dari daerah yang sudah berhasil membangun branding budaya yang kuat,” ujarnya.

Dengan dikukuhkannya DKD, diharapkan Pangandaran semakin berkembang sebagai pusat kebudayaan dan destinasi wisata yang tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga warisan budaya yang kuat.

Acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, anggota DPR RI Ida Nurlaela.

Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin, Sekda Pangandaran Kusdiana, Kapolres Pangandaran, Dandim 0625 Pangandaran, serta para kepala SKPD.