PANGANDARAN – Penyakit cacar monyet atau monkeypox semakin menjadi perhatian global karena gejalanya yang mirip dengan cacar air sering kali disalahartikan.
Meskipun cacar monyet memiliki kesamaan dengan cacar air, ada perbedaan penting dalam gejalanya, dan penyakit ini juga dapat menimbulkan ruam seperti campak. Mengenali tanda-tanda awal sangat penting untuk penanganan yang tepat.
Cacar monyet disebabkan oleh virus dari genus Orthopoxvirus, keluarga yang sama dengan virus penyebab cacar. Meskipun disebut cacar monyet, virus ini tidak hanya menyerang monyet; hewan liar seperti tikus dan tupai juga bisa menjadi inang dan penyebar virus ke manusia. Penyebaran terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi atau droplet.
Per 17 Agustus 2024, Kementerian Kesehatan melaporkan 88 kasus cacar monyet di Indonesia, dengan 87 di antaranya telah sembuh. RSUD Pandega Pangandaran memberikan penjelasan mengenai penyebaran, gejala, penyebab, dan pencegahan cacar monyet.
Gejala cacar monyet meliputi:
1. Ruam dengan lepuhan pada wajah, lengan, kaki, mata, mulut, dan kelamin.
2. Pembengkakan pada kelenjar getah bening (leher, ketiak, dan selangkangan).
3. Demam dan sakit kepala.
4. Nyeri otot dan lemas.
Gejala berlangsung antara 2 hingga 4 minggu dan biasanya sembuh dengan sendirinya. Namun, komplikasi medis dan kematian dapat terjadi, terutama pada bayi, anak-anak, dan ibu hamil.
Penularan cacar monyet dapat terjadi melalui:
1. Kontak langsung kulit ke kulit atau percikan ludah, termasuk hubungan seksual.
2. Ruam, cairan dari lesi (seperti nanah), dan koreng.
3. Benda yang terkontaminasi virus, seperti peralatan makan atau piring.
Langkah pencegahan yang direkomendasikan meliputi:
1. Hindari kontak kulit dengan individu bergejala.
2. Jangan berhubungan seks dengan penderita cacar monyet.
3. Gunakan masker saat tubuh tidak sehat.
4. Hindari menggunakan perlengkapan pribadi orang lain dan cuci tangan dengan sabun secara rutin.
Jika mengalami gejala cacar monyet, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Tutup luka dengan kasa untuk mencegah penularan dan hindari kegiatan di luar rumah serta kerumunan.***