Tekno  

Ramai Guru Besar Kritik Jokowi, Luhut Bilang Gini

Ramai Guru Besar Kritik Jokowi, Luhut Bilang Gini

cekber.com

Jakarta – Menteri Koordinator Area Kemaritiman kemudian Pengembangan Usaha (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membuka pengumuman persoalan ramainya aksi guru besar dari berbagai universitas yang mana mengkritisi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Baru-baru ini, civitas akademika dari sekitar 20 universitas ternama di area Indonesia ramai-ramai mengecam presiden yang dianggap menyimpang dari arah demokrasi.

Luhut menganggap maraknya aksi para civitas akademika yang dimaksud tidak merupakan ‘alarm’ akan adanya krisis kepercayaan pada pemerintahan Jokowi.

Menanggapi ramainya aksi tersebut, mantan purnawirawan TNI itu mengaku beliau telah memohonkan untuk bertemu dengan para civitas akademika tersebut. Yakni, pada tanggal 18 Februari 2024 usai pemilihan umum (pemilu) berlangsung, sehingga beliau tiada mencoba untuk mempengaruhi dia di acara pesta demokrasi.

Baca juga:  Portal Judi Online Masih Menjamur, Kominfo: Mereka Pandai

“Saya mau bilang profesor-profesor itu, ‘kalau guru besar itu harus memberikan ketenangan, tidak menciptakan kontroversi yang mana beliau tidak ada lengkap informasinya, menimbulkan cerita-cerita macam-macam,” kata Luhut di di YouTube Political Show Podcast CNN Indonesia “Opung Luhut is Back”, disitir Kamis (8/2/2024).

Menurutnya, apa yang digunakan mereka lakukan tak baik bagi para guru besar dan juga institusi pendidikan.

Luhut juga memandang tindakan para guru besar sebagai ‘politisasi’. Tindakan yang dimaksud ia anggap tak pas diadakan mendekati pemilu.

“Loh, pada zaman orang lagi kampanye gini udah dekat penusukan masih kasih statement-statement gitu,” ujar Luhut.

Baca juga:  Disiapkan sejak Selasa Malam, Perayaan Kemenangan gemilang di dalam Istora Senayan Dijadwalkan Dihadiri Prabowo-Gibran

Ia mengungkapkan para guru besar boleh menyuarakan suaranya namun jangan melakukan politisasi.

Adapun Universitas Gadjah Mada (UGM), yang mana merupakan alma mater Jokowi, menjadi salah satu kampus yang digunakan bergabung pada aksi mengoreksi presiden.

“Saya pikir kita harus refleksi semua, apa iya benar cara-cara kita ini? Apa semua hambatan ini dibebankan pada Pak Jokowi? Apa memulai pembangunan negara ini dengan balik tangan aja, ya nggak juga. Banyak sekali masalahnya,” pungkasnya.

Artikel Selanjutnya Perubahan Teknologi Cepat, Jokowi Ingatkan RI Jangan Gagap!