Luhut Sebut Baterai LFP Tak Bisa Didaur Ulang, Bagaimana Faktanya?

Luhut Sebut Baterai LFP Tak Bisa Didaur Ulang, Bagaimana Faktanya?

cekber.com JAKARTA – Menteri Koordinator Lingkup Kemaritiman juga Penyertaan Modal (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa penyimpan daya LFP (Lithium Iron Phospahate) bukan mampu di area daur ulang hingga pada waktu ini. Benarkah?

Baterai LFP (Lithium Iron Phospahate) memang sebenarnya padat jadi pembicaraan, teristimewa di debat cawapres, Mingguan (21/1/2024). Saat ini, beberapa pabrikan mobil memang benar beralih menggunakan elemen penyimpan daya jenis LFP untuk mobil listrik mereka.

“Publik perlu tahu bahwa lithium penyimpan daya berbasis nikel itu bisa saja didaur ulang, sedangkan elemen penyimpan daya LFP sejauh ini masih belum sanggup didaur ulang. Tetapi sekali lagi teknologi itu terus berkembang,” ujar Luhut disitir dari Instagram resminya.

Nah, benarkah elemen penyimpan daya LFP tidaklah dapat pada daur ulang?

Baca juga:  Berapa biaya klaim asuransi mobil? Cek rinciannya

Baterai LFP (Lithium Iron Phosphate) juga NCM (Nickel Cobalt Manganese) adalah dua jenis elemen penyimpan daya lithium-ion yang umum digunakan pada kendaraan listrik kemudian penyimpanan energi.

Namun, ada perbedaan di proses daur ulang keduanya. Sebenarnya, akumulator LFP dapat didaur ulang. Namun, ada beberapa pertimbangan yang mana membuatnya tidak ada sepopuler elemen penyimpan daya NCM di hal ini. Berikut adalah beberapa alasan:

1. Proses Daur Ulang yang mana Sulit

Baterai LFP mempunyai desain simpel dengan tambahan sedikit jenis logam berat yang terlibat dibandingkan dengan penyimpan daya NCM. Meskipun dapat didaur ulang, proses daur ulang sel LFP rutin kali dianggap lebih tinggi sulit serta lebih tinggi mahal. Sehingga tidak ada memenuhi skala ekonomi.

Baca juga:  Formula 1: Lewis Hamilton Pindah ke Ferrari Musim 2025

2. Efisiensi Daur Ulang yang tersebut Lebih Rendah

Dalam beberapa kasus, efisiensi daur ulang elemen penyimpan daya LFP dapat lebih tinggi rendah daripada akumulator NCM. Ini adalah bisa jadi disebabkan oleh tingkat pemurnian yang lebih banyak tinggi yang dimaksud diperlukan untuk memisahkan unsur-unsur di akumulator LFP.

3. Angka Komersial Rendah

Baterai LFP dapat mengandung lebih tinggi sejumlah kontaminan yang tersebut sulit dipisahkan selama proses daur ulang. Ini adalah dapat mengakibatkan kualitas material daur ulang yang lebih besar rendah. Selain itu, elemen penyimpan daya LFP terdiri dari lithium serta besi. Limbah penyimpan daya LFP miliki nilai komersial tambahan rendah daripada limbah elemen penyimpan daya lithium NCM, dimana nikel, kobalt, mangan, juga aluminium dapat mudah diekstraksi serta miliki nilai komersial lebih tinggi baik.

Baca juga:  Ganjar Sebut Insentif Mobil Hybrid Belum Perlu, tapi Menyokong

4. Level Demanufacturing Rendah

Proses pengunduran sel elemen penyimpan daya LFP dari kendaraan atau perangkat penyimpanan energi (demanufacturing) mungkin saja lebih banyak rumit kemudian memerlukan peralatan yang tersebut khusus. Ini adalah dapat menjadi tantangan tambahan pada upaya daur ulang.

5. Pilihan Daur Ulang Terbatas

Infrastruktur daur ulang kemungkinan besar tidak ada sepenuhnya dioptimalkan untuk elemen penyimpan daya LFP, khususnya jikalau permintaan global lebih besar tinggi untuk penyimpan daya jenis lain seperti NCM.

Meskipun demikian, perusahaan juga penelitian terus berjuang untuk meningkatkan efisiensi dan juga efektivitas proses daur ulangbateraiLFP.