Ganjar Sebut Insentif Mobil Hybrid Belum Perlu, tapi Menyokong

Ganjar Sebut Insentif Mobil Hybrid Belum Perlu, tapi Menyokong

cekber.com Jakarta – Calon presiden (Capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo memberikan tanggapannya terkait insentif bagi mobil hybrid. Dia menilai bahwa insentif yang disebutkan masih belum dibutuhkan.

“Belum perlu,” kata Ganjar pada waktu mengunjungi pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 pada JIExpo Kemayoran, DKI Jakarta Pusat pada Kamis, 22 Februari 2024.

Menurut Ganjar, insentif yang dimaksud bukan tepat sasaran sebab dinikmati merekan yang digunakan mampu secara ekonomi. Meski demikian, Ganjar menyokong insentif mobil elektrifikasi jikalau tujuannya adalah untuk mempercepat era elektrifikasi. Namun Ganjar mengungkapkan bahwa insentif harus ada batasan waktunya. 

“Kalau itu menggalakkan bidang ini berprogres boleh-boleh saja, tinggal kita batasi berapa lama waktu yang mana diperlukan, kalau tidak, maka transisinya tidaklah mungkin,” tutur dia.

Baca juga:  8 Tips Membeli Mobil Bekas untuk Pemula, Cek Kelengkapan Dokumen

“Transformasi yang mana diperlukan perlu insentif. Yang menikmati memang sebenarnya relatif orang-orang yang relatif mampu, kalau spiritnya itu transisi, itu baik. Jadi itu salah satu pilihan.”

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan pernyataan yang senada. Menurut dia, insentif mobil hybrid ini tidak ada terlalu penting dan juga belum mendesak untuk diberikan ketimbang insentif mobil listrik.

“Menurut saya bukan terlalu penting, sebab masih pakai bensin,” kata Moeldoko pada waktu mengunjungi pameran Indonesia International Motor Show 2024, diambil dari situs berita Antara.

Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah tambahan mengarah untuk memberikan insentif bagi kendaraan listrik murni. Sebab, beliau menilai mobil listrik ini dapat membantu negara untuk mencapai target nol emisi pada tahun 2060.

Baca juga:  First Drive Chery Omoda E5, Pantaskah Dibanderol Rp500 Jutaan?

Tidak belaka itu, Moeldoko yang dimaksud juga menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) ini juga menilai bahwa kendaraan listrik murni dapat mengempiskan beban pemerintah pada impor unsur bakar minyak (BBM).

“Lebih baik (beri insentif) dalam kendaraan listrik, dikarenakan dampaknya nyata. Kendaraan listrik itu ada dua dampak positif bagi masyarakat, bangsa, juga negara, yang tersebut pertama hambatan lingkungan, yang mana kedua hambatan besaran impor BBM kita itu sangat-sangat besar,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Sektor Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa ketika ini pemerintah berada dalam mengkaji rencana pemberian insentif untuk mobil hibrida, yang mana mencakup pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP).

Baca juga:  Elon Musk Prediksi China Akan Kuasai Industri Otomotif Planet

“Kami sedang kaji. Hitung-hitungan ada tapi kami musti rapatin dulu,” ujar Airlangga pada DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

Pilihan Editor: Suzuki Beri Klarifikasi Harga Jimny 5 Pintu Jadi Gorengan Oknum Sales di dalam IIMS 2024

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di area atas? Mari bergabung di tempat membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto

Sumber: Tempo