cekber.com Jakarta – Overland atau perjalanan darat jarak jarak jauh untuk menikmati alam terbuka menggunakan mobil sejumlah dimintai warga di tempat Indonesia. Salah satunya adalah keluarga Marlia Yossie yang dimaksud mengisahkan perjalanan mereka dari Daerah Perkotaan Depok, Jawa Barat menuju Pantai Pakkodian, di dalam tepian Danau Toba, Sumatera Utara.
“Perjalanan dengan mengendarai mobil Land Rover ketika itu diselimuti ketegangan,” Yossie, 47 Tahun, memulai ceritanya untuk Tempo, Selasa, 13 Februari 2024.
Pasalnya, kata dia, perjalanan menuju Pantai Pakkodian diadakan pada waktu malam hari, dengan jalanan berkelok-kelok lalu terjal. Bukan hanya saja waswas kalau-kalau dihadang begal, Yossie juga takut ketemu hantu. Namun semua kegelisahan itu sirna ketika ia serta keluarga akhirnya sampai ditujuan juga menikmati indahnya matahari terbit dari Pantai Pakkodian.
Itulah secuil pengalaman Yossie overlanding dengan keluarga ke luar kota. Yossi yang digunakan merupakan penggemar kamping bercerita bahwa beliau menyukai overland sejak 2010, namun ketika itu cuma seputar wilayah Jawa Barat, misalnya ke Pantai Ujung Genteng. Pada 2013, beliau baru mulai memberanikan diri overland jarak sangat jauh sambil menyebabkan tenda.
Sekarang setelahnya punya dua anak, kegemaran overland camping Yossie tak berkurang. Sebaliknya, ia dan juga keluarga rutin kamping setidaknya sebulan sekali.
Overland camping atau overlanding adalah kegiatan yang digunakan menggabungkan antara light off-roading dengan kamping atau berkemah. Overland fokus pada perjalanan mandiri dengan kendaraan melalui medan yang tersebut terjal menuju tempat-tempat terpencil atau mencari tempat tujuan baru melalui eksplorasi. Lalu ketika dikombinasikan dengan kamping, perjalanan diakhiri dengan berkemah di dalam tempat baru tersebut.
Ada yang menyebut, overland camping adalah kamping sultan akibat menggunakan kendaraan 4×4 seperti Mitsubishi Pajero, Land Rover, dan juga Ford Everest. Diakui Yossie itu semua memang benar jenis-jenis mobil mahal, namun beliau melakukan konfirmasi bisa saja juga overland menggunakan mobil LCGC seperti Daihatsu Xenia, Suzuki Karimun, atau Toyota Agya.
Menurutnya, mahal atau murahnya overlanding tergantung pada jarak tujuan dikarenakan itu menentukan seberapa banyak substansi bakar digunakan. Sedangkan untuk biaya konsumsi, bisa jadi dihemat dengan masak sendiri dan juga untuk akomodasi sanggup tidur pada tenda (bukan di tempat homestay).
“Saya pernah nginep dalam homestay, pernah juga dalam parkiran SPBU atau rest area. Jadi murah. Budget itu tergantung jarak, misal (overland) ke sukabumi akan lebih tinggi ekonomis dibandingkan dengan ke Sabang,” kata Yossie, Selasa, 13 Februari 2024.
Di Indonesia, overlanding menjamur sejak pandemi Covid-19. Sebab pada waktu itu, berbagai orang berkegiatan di area alam. Walhasil, berbagai pula orang yang dimaksud overland menggunakan motor atau disebut motocamping.
Menurut Yossie, kendala ketika overlanding adalah tidaklah semua orang suka menyetir jarak terpencil serta lama, tiada banyak pula orang yang dimaksud suka ke remote area yang belum tentu tersedia tempat untuk menginap. Belum lagi apabila nilai komponen bakar naik atau perjalanan harus naik kapal laut sehingga bisa saja menciptakan anggaran perjalanan membengkak.
Akan tetapi, yang mana asyik dari overlanding adalah kegiatan ini menambah pengalaman baru oleh sebab itu mendatangi area terpencil. Misalnya ke pantai Jelenga di tempat Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, yang ternyata banyak bule di tempat sana tetapi turis lokalnya jarang.
“Kita bisa saja tahu tempat bagus dalam Indonesia dengan overlanding (beda dengan tur naik pesawat). Kalau mengakibatkan mobil, sanggup suka-suka kita – enggak tergantung jadwal pesawat,” kata Yossie. Dia menambahkan, selama punya kendaraan, punya tenda juga siap menyetir jarak jauh, overlanding sanggup dilakukan.
Hal terpenting dari overlanding adalah kondisi mesin kendaraan. Sebab mesin kendaraan yang sudah ada tak sehat, belaka menyusahkan di dalam perjalanan. Yossie menyarankan, jikalau memang benar kendaraan telah tua, usahakan pergi meminta mekanik.
Bicara masalah kendaraan untuk overlanding, Director of Product Strategy Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales (MMKSI), Hikaru Mii, terhadap Tempo pada Sabtu, 24 Februari 2024, menjelaskan setiap kendaraan yang hendak digunakan untuk overlanding pasti perlu modifikasi juga peralatan spesial untuk dapat dikendarai di area berbagai macam medan (terutama medan berat).
Menurut Mii, mobil Mitsubishi Xforce tak direkomendasikan sebagai mobil untuk overlanding yang mana melibatkan medan ekstrim, termasuk offroad berat dan juga teknikal. Namun untuk medan ekstrim direkomendasikan model Mitsubishi Motors yang tersebut lain seperti Pajero Sport 4×4 kemudian Triton 4×4.
Adapun untuk overlanding yang dimaksud lebih besar ke light offroad, mobil Xforce telah pasti sanggup digunakan. Dia menjelaskan bahwa Xforce adalah jenis urban SUV, untuk penyelenggaraan perkotaan. Namun begitu, mobil ini juga sanggup digunakan light offroad ke tempat wisata seperti ke Ciwidey di area Bandung atau tempat dengan ketinggian tertentu seperti ke Nepal Van Java pada Magelang, hingga wisata pegunungan Dieng atau ke Bromo.
Lebih lanjut Mii menyatakan untuk perjalanan jauh, Xforce telah lama dilengkapi dengan layanan superior untuk membantu performa dan juga kenyamanan berkendara, seperti 4 drive modes (Normal, Wet, Gravel, serta Mud) untuk mengupayakan pengendaraan di tempat berbagai kondisi. Selain itu SUV kompak ini juga mempunyai ground clearance yang mana tinggi dengan 222 mm, sehingga menghasilkan pengendara lebih tinggi percaya diri ketika melintasi berbagai macam jalanan.
Xforce juga mempunyai approach angle lalu departure angle yang dimaksud terbaik di area kelasnya masing-masing 21,0 derajat kemudian 30,5 derajat yang mana memberikan ketenangan pada waktu mendaki tanjakan.
SUV kompak ini tidak ada semata-mata mempunyai ground clearance yang digunakan tinggi, namun juga telah dilengkapi dengan Well-Tuned suspension yang dimaksud dirancang untuk jalanan di area negara-negara ASEAN.
Selain meningkatkan rasa kemudi juga stabilitas garis lurus melalui caster trail yang dimaksud lebih besar besar dan juga rasio gear yang tersebut dipermudah di dalam suspensi depan, bushing suspensi belakang telah dilakukan diperbaiki dan juga ukuran silinder peredam kejut telah dilakukan ditingkatkan untuk meningkatkan stabilitas roda kemudi kemudian kenyamanan berkendara, dan juga mencapai pengendaraan yang mana menyenangkan bahkan dalam jalan yang tersebut kasar lalu bergelombang.
Evaluasi sudah berulang kali dilaksanakan secara aktual di tempat jalan-jalan kawasan ASEAN untuk melakukan konfirmasi penyetelan yang digunakan optimal. Terkait penjualan, sejak diresmikan pada Agustus 2023, SUV ini sudah ada terjual hampir sekitar 2 ribu unit. Di segmen SUV kompak, Xforce berkompetisi dengan beberapa orang model seperti Honda HR-V, Toyota Yaris Cross, Hyundai Creta, Suzuki Grand Vitara, hingga Wuling Alvez.
Pilihan Editor: 5 Tips Berkendara Mobil di tempat Musim Hujan Lebat
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel pada atas? Mari bergabung di dalam membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto
Sumber: Tempo